"Kue -kue, kue -kue, 2000 dapat 3, ayo
siapa yang mau beli, kue-kue." Aku
berteriak menjajakan kue didepan kelas saat waktu istirahat. Tiba-tiba Rini,
teman baikku ingin membeli kue lapisku.
"Ndah, aku mau beli kue lapis dong, 2000 dapat 3 kan ? aku
sudah lapar nih, udah nggak tahan pengen makan kue lapis kamu yang weenaaak
itu." ujar Rini
"Iya, ini Rin kue lapisnya, perut gendut kamu udah keroncongan
tuh pengen cepet-cepet makan kue lapis aku." Jawabku sambil memberi kue
lapis kepada Rini.
"Iya nih, udah nggak tahan lihat kue lapis kamu yg manis ini,
kamu tahu nggak?, kue kamu manisnya sama kayak senyum aku lhoo, haha."
"Eh dasar ke-Pd-an banget sih kamu jadi orang,". Kami
tertawa bersama, tawa kami terasa tak ada henti-hentinya, hingga Annisa dan
teman -temannya datang.
"Ndah, kasihan banget sih hidup loe, udah miskin nggak tahu
diri lagi, kalo miskin itu miskin aja nggak usah sok-soak nerusin sekolah,
lihat tuh seragam loe !, udah dekil , bau, kusam lagi, merusak pemandanganku
aja, iyakan temen- temen?, dia tu nggak pantes sekolah di SMP kita , nggak
level tauk, iyuuh bangeet deh, nih lihat!dagangan kamu udah aku injak-injak ,
jadi mulai besok nggak usah dagang lagi, ngerti kamu?." Bentak Annisa
kepadaku.
Annisa dan teman -temannya tertawa melihat air mataku jatuh tak
tertahankan, aku bisa diam meratapi cacian pahit dari mereka. Aku berlari jauh
meninggalkan mereka, air mataku tak henti-hentinya menemaniku menyusuri lorong-lorong sekolah untuk mencari
tempat yang nyaman untuk sendiri. Aku berlari menuju ke belakang sekolah,
dimana orang lain tidak bisa menggangguku.Aku menangis dan terus menangis,
bahkan aku juga berterik untuk melepaskan rasa kesalku. Setelah perasaan ku
mulai tenang, aku mengambil buku kecil dan polpen yang biasa aku bawa
kemana-mana, semacam buku diary. Disitulah aku bisa mengekspresikan perasàanku
lewat tulisan-tulisan yang aku tulis disana.
Kamis,7 Mei 2015
Dear diary
Hati ini sakit, begitu sakitnya sehingga aku hanya bisa menangis
menahan derita yang aku rasakan.Aku begitu lemah untuk bisa menghadapi
mereka.Ya Allah mengapa semua ini bisa terjadi??lapangkanlah hatiku ya Allah
agar ku tetap tegar menghadapi semua ini, aku tahu Engkau tak akan menguji
hamba-Mu diluar batas kemampuannya. Lindungi aku ya Allah.
Kehidupan ini memang berputar. Dulunya aku orang kaya, kini ku
hanya seorang gadis penjual kue, dulunya aku disegani sekarang aku dicaci maki.
Aku serasa pasrah dengan kehidupan ini sejak usiaku masih 10 tahun. Aku masih
ingat betul saat aku melihat ayahku diseret kekantor polisi karena ketahuan
korupsi. Ibuku shock dan akhirnya meninggal karena sakit jantung. Semua kekayan
yg dulu pernah kami miliki disita, begitu juga rumah kami. Sekarang aku hidup
berdua besama kakakku Mita. Kami menempati kos-kosan sederhana untuk kami
tinggal, agak kumuh sih tempatnya, tapi mau gimana lagi?. Aku dan kak Mita
hanya bisa pasrah dan sabar dalam menghadapi cobaan ini. Akhirnya kak Mita
memutuskan untuk putus sekolah dan lebih memilih bekerja sebagai pelayan di
sebuah warung makan diluar kota, demi bisa membiayai biaya sekolahku.sedangkan
aku masih bisa merasakan bangku sekolah, Untuk meringankan beban kakakku, aku
menjual kue yang nantinya hasilnya bisa kugunakan untuk membeli buku.Aku sempat
juga merasakan rasanya jadi pengamen dan buruh cuci ketika aku menunggak uang
SPP 3 bulan, walaupun pahit tapi ku tetap dan terus berjuang.
Masalah bukan berarti penghambat langkahku tuk terus maju, aku
harus bisa manghadapi semua ini, apapun yang terjadi biarlah orang berkata apa ?,
always be positive aja. Aku harus tetap belajr dengan giat agar aku dapat membanggakan orang yang aku sayangi, terutama
kakakku yang telah bekerja keras demi aku. Lewat UKK minggu depat aku harus
bisa buktikan kalo aku itu anak yang berprestasi, aku harus belajar lbih giat
lagi mulai sekarang agar aku dpat naik kekelas 3 dengan nilai yang maksimal. Ok
, semangat Indah !!!
Kudengar bel masuk berbunyi, Aku bergegas kembali ke kelas dan
meneruskan pelajaranku. Sejak saat itu aku bertekad untuk jadi yang terbaik
diantara yang tebaik. Aku tahu sainganku di kelas memang begitu berat, banyak
dari mereka yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Sebenarnya aku
juga ingin seperti mereka, mengikuti bimbingan belajar agar lebih matang dalam
persiapan UKK nanti, tapi apalah daya, buat beli sebuah buku aja susah apalagi
mau ikut bimbingan belajar. Meskipun demikian, semanagtku tak pernah pudar,
situasi ini malah semakin memacuku tuk terus giat belajar lagi agar aku tak
tertinggal dari yang lain.Setiap hari aku belajar soal-soal dan memahaminya,
apabila ada soal yang kurang kumengerti, seringkali aku sempatkan tuk bertanya
kepada temanku aau guruku dan seringkali juga aku datang ke perpustakaan
membaca buku sehingga pengetahuanku semakin bertambah luas lagi.
Tak terasa haripun berganti minggu, UKK pun dimulai. Aku berusaha
tuk tenang dan konsentrasi. Aku yakin dengan kerja kerasku selama ini, aku
pasti bisa mengerjakan soal-soal tersebut. Dengan ucapan basmalah aku mengawali
mengerjakan soal.
Satu hari telah berlalu, dua hari telah berlalu, tak terasa sudah
seminggu aku melaksanakan UKK. Aku sedikit lega, kini aku tinggal menunggu
hasil rapot yang akan dibagikan 1 minggu kemudian. Aku berdoa kepada Allah
semoga iktiarku selama ini membuahkan hasil yang maksimal.
1 minggu
Kemudian
Suasana kelas yang berbeda dari biasanya. Kebisingan berubah
menjadi keheningan. Rasa deg-degan seketika muncul ketika Bu Rina dating untuk
membagikan hasil rapot kami. Perasaan gugup seolah tak tertahankan, tanganku
mendingin, hatiku dipenuhi rasa kebimbangan. Bu Rina menyerahkan hasil rapot
kami satu persatu. Sebelum aku membuka rapotku, ku pejamkan mataku sembari
mgucapkan lafal basmallah. Setelah itu kubuka mataku perlahan, perhatianku
tertuju pada daftar peringkat. Aku sontak terkejut, dalam benakku aku berteriak
"horeeeee aku mndapat ringking satu". Rasa senangku terasa tak
terkira, Aku bersyukur kepada Allah karena telah mengabulkan permintaanku
selama ini.
Teman-temanku memberiku ucapan selamat atas prestasiku, termasuk
diantaranya Rini teman baikku dan Annisa yang dulu pernah mengejekku habis-
habisan. Annisa juga meminta maaf kepadaku, awalnya aku tak sempet percaya, tapi
dia bilang kalo dia mersa bersalah dan ingin menjadi teman baikku. Kebahagiaanku
bertambah lagi, kami pin jadi teman baik sekarang.
Bel pulang sekolah pun berbunyi, aku bergegas tuk kembali ke kos
kosan. Aku mengambil hpku dan segment era mengirimkan sms kepada kak Mita. Aku
menceritakan semua kebahagiaanku hari ini. Aku tak sabara menunggu balasan dari
kak Mita. Aku menunggu dan terus menunggu balasan dari kaka Mita, namun hpku
tak kunjung juga bordering. Aku kesaldan sontak berfikir apakah kak Mita nggak senamg melihat aku bahagia?
Apakah Kak Mita nggak peduli lagi sam aku ??
Pertanyyanku itu pun terjawab keesokan harinya, aku mendapatkan
surat dari kak Mita. Kubukak surat itu dan kubaca
Senin, 13 Juli 2015
To:dek
Indah
Dek Indahku sayang...maaf kemarin aku
nggak sempat membals sms darimu, kamu tahu sendiri kan, pekerjaaan kakak disini
banyak banget, kamu bisa ngertikan keadaan kakak?
Dek indah, aikut seneng ngelihat kamu
bahagia, aku bangga melihatadik sepertimu .Pertahankan prestasimu tapi tetap
terus tingkatkan belajarmu!!.Meski kini kau berhasil dia atas tapi itu bukan
sesuatu yang harus kamu banggakan, tapi jadikan itu sebagai motivasai untuk
jadi yang lebih baik lagi!!, karena suatu saat kamu bisa jadi yang berada
dibawah jika saja kamu tidak terus dan terus belajar.
gapai terus Impianmu! perjuanganmu masih
panjang, kakak disini selalu berdoa demi kesuksesanmu.Semangt dek, aku yakin
kalo kamu bisa.miss u….
From :Kak Mita